Arti Sebuah Ketulusan

…Ya Rabb lindungilah dia, ampunilah segala dosa-dosanya. Jagalah keluarganya, anak-anaknya dan istrinya. Sesungguhnya aku mencintainya karena Engkau Ya Allah. Ya Rabb ampunilah aku yang telah mencintai dan menyayanginya, sungguh ku tak bermaksud menyakiti hati siapa pun di dunia ini. Aku serahkan seluruhnya padaMU Ya Allah.Ya Rabb berilah aku kekuatan dalam menerima segala cobaan yang Engkau berikan. Amin!!

Mysha menikah dengan mas Yogie, walau hanya secara sirri. Semuanya berjalan begitu saja, tanpa paksaan dan tak ada yang merasa menyesali ini semua. Mysha yang begitu mencintai dan menyayangi Yogie, begitu pula sebaliknya.

“..dee!!mas suami ini kamu, mas nikahi kamu bukan berarti mas ga sayang lagi sama istri mas!!mas juga sayang ade, mas ingin ade bahagia”. Mysha terharu mendengar perkataan Yogie itu. “Maafin mas ya de, mas menikahimu, menjadikanmu istriku, mas juga ga tahu semua ini berjalan begitu aj, mas ga mau berbuat dosa de”. Air mata membasahi pipi Yogie.”Maafin mas dee..mas juga ga tahu hikmah apa di balik ini semua, Yang Maha Kuasa lah yang mengatur pertemuan kita. Apa ade menyesal menikah dengan mas?”

“tidak mas, aku menerimanya dengan sangat sadar dan aku ga akan menyesalinya Insya Allah, Aku juga sayang mas, mas jangan nangis lagi yaa. Mungkin ini sudah suratan kita. tak perlu di sesali dan di ratapi”. Mata Mysha terlihat berkaca-kaca dan kemudian melelehkan air matanya. Mas Yogie yang Mysha kenal begitu tegar dan kuat dapat menangis di hadapan dia. Sungguh Mysha tidak penah menyangka mas Yogie menangis untuknya.

Ya Allah, begitu sayang dia padaku. Orang yang begitu hebat seperti mas Yogie menitiskan air matanya di hadapan ku, untukku. Aku tahu dia adalah orang yang hebat dan semua orang tahu itu, sungguh ia sayang padaku. Aku pun sangat menyayanginya.

“Ade mengerti kenapa mas menangis?Karena mas tidak tahu rahasia apa di balik semua ini semoga hikmah terbesar dariNYA. Tapi jujur ku menangis karena emosi, aku ingin ade sukses, dan jangan putus asa apa lagi gagal Nauzubillah, karena kasih sayang ini. Jadikan pelita hidupmu yaa. Mas juga dapat pelajaran berharga dari ini semua”.

“Iya mas, Insya Allah”.Mysha menganggukkan kepalanya dan tersenyum.Meski pun Mysha dan mas Yogie telah menikah meraka tak dapat tinggal bersama, status Mysha sebagai istri mas Yogie tak ada yang mengetahuinya. Namun mereka masih tetap bersama, dengan sedikit menyediakan waktu luang. Hubungan mereka harus tetap dirahasiakan dari siapa pun, dan jika ada teman dari luar kota datang untuk berkunjung, mereka hanya bisa bersandiwara.

“Mas summer nanti aku ke Islamabad ya?”

“Iya sayang, tapi ingat ya jangan sampai ada yang tau tentang kita dan kita harus sandiwara!”

“Iya mas, aku tau koq”. Mysha tersenyum

Ini summer pertama Mysha di negeri asing ini, begitu menyiksa rasanya, panas yang menyengit dan kering. Sudah menjadi tradisi mungkin, bagi penduduk Indonesia yang berada di kota Lahore hijrah ke Islamabad di musim summer. Selain untuk liburan dan juga dapat sedikit mengobati rasa rindu kepada tanah air tercinta, karena di Islamabad cukup banyak penduduk Indonesianya.

Di Islamabad Mysha dan mas Yogie menjadi begitu jarang berjumpa, mereka berusaha sebiasa mungkin dan menutupi segala yang terjagi di antara mereka, hanya melalui sms lah mereka berkomunikasi. Kadang jika ada kesempatan mereka berjumpa di suatu tempat rahasia. Sekedar melepaskan rasa rindu sepasang suami istri.

***

Hari demi hari berlalu bersama,suka dan duka mereka bagi bersama. Sampai pada akhirnya. Mas Yogie harus pulang karena masa tugasnya di Negeri Jinnah ini telah usai. Begitu berat bagi Mysha menerima kenyataan ini karena ia begitu sayang dan mencintai mas Yogie.

Ia akan pergi, apa ini berarti akhir dari kisah ini? Ya Allah berikanlah aku kekuatan untuk menghadapi setiap cobaan yang Engkau berikan padaku. Sungguh begitu berat bagiku cobaan ini, sungguh aku sangat menyayanginya. Tapi aku ga mau egois Karena ia memiliki keluarga di sana. Ya Allah berikanlah keikhlasan di hatiku. Mungkin Sekarang ini aku masih istrinya, tp sampai kapan?firasatku tak lama lagi.Semoga saja firasatku yang salah. Mas seandainya kamu taummori kita adalah yang terindah dalam hidupku. Aku sayang pada mas bukan karena terpaksa atau dipaksa, bukan karena uang atau harta. Tapi rasa ini tulus adanya, tumbuh dengan sendirinya

“dee.. mas mungkin pulang bulan depan, karena semua kerjaan disini sudah mulai beres. Sebenernya mas berat mengatakan hal ini, tapi mas tahu pasti ade dapat dengan bijak menghadapi ini semua”.

“Aku ingin menikmati hari-hari terakhirku dengan mas!”.

“Iya sayang tentu”.

“Mas apa mas bahagia?”

“Alhamdulillah sangat bahagia, bahkan rasa syukur mas amat besar. Dan ini mas bawa pek akherat”.

“kenapa mas bahagia?”

“Mas dapat berikan kasih sayang dan ade terima dengan ikhlas, air mata keluar bercampur syukur bahagia harapan apa pun itu”.

“Iya mas aku juga sangat bahagia, dan terimakasi dengan segala kasih sayang yang mas berikan padaku selama ini”.

Waktu berlalu begitu cepat, kini telah masuk bulan Ramadhan, dan akan tiba saatnya perpisahan itu.

Besok adalah keberangkatannya, dia akan pergi dari negri ini, entah kapan aku akan berjumpa kembali dengannya. Hingga detik ini aku masih istrinya, ada apa di balik ini semua. Apakah besok ketika ia mengatakan kata perpisahan ia akan menceraikanku?Aku masih ingin bersama dengannya, masih ingin berbagi kasih dengannya. Dan aku tau ku tak bisa buatmu tetap tinggal disini.

Mysha tak dapat memejamkan matanya, air matanya mengalir dengan derasnya tiada henti. Dengan membaca-baca kembali sms-sms dari mas yogie. “Tp kita tidak saling kehilangan mata adalah semu, menipu. Dibalik dinding tak kan nampak.tapi mata hati tidak akan menipu,mas tidak jauh, tapi disitu jika ade simpan dengan rapi”.

Sepanjang malam Mysha tak tidur, matanya bengkak karena menangis. Seakan ia ingin menghentikan waktu, dan biar kan itu tetap begitu.

Pagi itu pukul 6.30 mas yogie datang ke asrama Mysha untuk mngatakan kata perpisahan, karena mas Yogie melarang Mysha untuk ikut mengentar hingga bandara. Karena banyak teman Indonesia yang dari Islamabad datang mengantar, dan takut Mysha tidak kuat dan menangis saat di bandara nanti.

“Ade mas pergi yaaa, ade baik-baik disini”.Mysha hanya terdiam dan begitu sedih, tak mampu ia berkata-kata.”Sini mas peluk”.

Mysha memeluk kuat mas yogie air matanya tak dapat keluar lagi, seakan telah kering tak bersisa.

“Ade jangan sedih yaaa…mas jadi ikut sedih”. Mas yogie pun melepas kan pelukan dan pergi.

“Mas pergi yaaa sayang”.

Mysha pun berlari menuju kamarnya, ia menangis sejadi-jadinya. Semua rasa tumpah dalam bentuk air mata. Di saat-saat terakhir Mysha justru tak dapat berkata apa-apa. Begitu berat rasanya, dadanya tersentak, mulutnya membisu, hanya air mata yang tanpa henti mengalir membasahi pipinya.

Grrrr…grrrr… getar handphone Mysha menyadarkannya dari lamunan.

“Mas naik pesawat yang jam 2 siang”. Pesan itu ternya dari mas yogie

Ya Allah dia akan pergi hari ini, tapi dia akan tetap disini, di hatiku dia tak kan kemana-mana. Dia pun janji akan tetap menjagaku di hatinya.Ya Allah Ya Tuhanku lindungilah dia, aku sungguh mencintainya. Berikanlah aku keikhlasan untuk melepasnya, Ya Allah, demi mu aku ikhlas, demi kebahagiaannya aku relakan dia.

“Mas nanti kabarin aku yaa jika udah smpe sana”. sms Mysha kepada mas yogie menjelang keberangkatannya.

“Ya sayang..mas pasti kabari, mas terimakasi atas sgala kasih sayang dan cintamu pd mas. Mas dapat rasakan, Yang Maha Tahu pasti telah atur semua, mas bsyukur tanpa sesal”. Balas mas Yogie.

“Iya mas aku juga ga akan menyasali semua yg telah terjadi, karena itu keputusanku, Mas Hati-hati yaa!!aku sayang sama mas”.

“Ya hati-hati jg…CU!!dee..mas jg sayang ade.ga kasihan tp bangga, jg cemburu pd kbrhasilanmu smga cepat.Amin!!”

“Iya mas CU…aku harap kita bisa berjumpa lagi. Aku ud ikhlaskan mas, hati ku ud tenang”.

“Ya sayang pasti kita harus basar jiwa dan jaga srapi mungkin ttg kita.ada apa-apa kita bahas di udara, eitt…ud mw jalan nih bye adee.met blaja pek gemuk yaaa!!hehehehe”.

Dia sudah pergi, tp aku masih istrinya,entah sampai kapan. Ya Allah lindungilah dia, Amin!!

***




    Tinggalkan komentar